MAKALAH
Manajemen Lembaga Keuangan

OLEH KELOMPOK
FIFIYANTI A21114004
MARDIATUSSHOLIHAH A21114014
HARDINASTA PERDANA A21114520
NUR FITRIANI A21114507
MUH. RIJAL A.R A21114008
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MEI 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah
subhanahu wataala,
karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah,
sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik.
Makalah ini dibuat dan disusun dengan mengacu pada satuan pendidikan dan bahan ajaran yang diberikan oleh pembina. Penulis amat menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan.Oleh Karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah berikutnya.
Makalah ini di buat berdasarkan pencarian referensi yang ada. Dan bimbingan dari Pembina dan teman-teman,
mudah-mudahan segala bimbingan dan bantuan yang diberikan bernilai ibadah di sisi Allah
subhanahu wataala,
dan penulis ucapkan banyak terimakasih. Semoga petunjuk, rahmat dan karunia Allah subhanahu wataala, senantiasa tercurahkan kepada kita sekalian untuk melakukan upaya-upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.
Makassar,
6 September, 2016
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................ ii
BAB I Pedahuluan
A.
LatarBelakang........................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C.
Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
A.
Pengertian Arsitektur Perbankan Indonesia.......................................... 3
B.
Enam Pilar Arsitektur Perbankan Indonesia ......................................... 4
C.
Program dan Tantangan Arsitektur Perbankan Indonesia..................... 4
D.
Tahap-tahap Implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia............... 10
E.
Basel II................................................................................................ 10
F.
Stabilitas Sistem Keuangan ................................................................ 11
BAB III Penutup
A.
Simpulan.............................................................................................. 14
B.
Saran.................................................................................................... 14
DaftarPustaka.................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dunia perbankan di Indonesia telah
mengalami perkembangan yang signifikan dimulai dari berdirinya bank Indonesia sebagai bank
sentral, dan kemudian diiringi dengan berdirinya bank-bank lain sebagai bank
swasta yang melengkapi fungsi-fungsi lain bank dengan segalanya jenis inovasi
pelayanan (service) yang semakin
meningkat dari periode-ke periode.
Awal
kegiatan perbankan dimulai dengan kegiatan transaksi barang dan jasa dengan melalui
pertemuan langsung atau istilahnya dikenal dengan barter. Sejalan dengan
perkembangan waktu, kegiatan transaksi dalam perekonomian tidak hanya dengan
cara barter saja. Cara transaksi barang dan jasa modern diawali dengan adanya
perantara dalam kegiatan. Kehadiran pihak perantara, baik dalam pengertian
lembaga maupun pengertian fisik, menjadi seseuatu yang sangat penting yang
selanjutnya lebih dikenal dengan istilah lembaga keuangan.
Secara
umum lembaga keuangan dapat dikelompokan dalam dua bentuk yaitu lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Sistem perbankan di Indonesia
dibedakan berdasarkan fungsinya yang terdiri dari Bank Sentral, Bank Umum, dan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Umum, dapat menghimpun dana dari masyarakat
secara langsung dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito berjangka,
lalu menyalurkan kepada masyarakat terutama dalam bentuk kredit atau
bentuk-bentuk lainnya. Bank umum dalam kegiatannya memberikan jasa-jasa dalam
lalu lintas pembayaran.
Sementara itu, Bank Perkreditan Rakyat, berdasarkan
peraturan perundang-undangan, dalam pelaksanaan kegiatannya menghimpun dana,
dapat menerima tabungan dan deposito berjangka, namun tidak diperkenankan
menerima simpanan giro dan tidak diperkenankan member jasa-jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Sedangkan jenis lembaga keuangan bukan bank dapat berupa
lembaga pembiayaan, perusahaan model ventura, perusahaan anjak piutang,
perusahaan pembiayaan konsumen, perusahaan kartu kredit, dana pensiun,
pegadaian, pasar modal dan lain-lain.Perkembangan perbankan yang semakin
dinamis dan kompleks membuat otoritas moneter berusaha membuat Arsitektur
Perbankan Indonesia (API). Dengan adanya API, diharapkan bank nasional mampu
bersaing tidak hanya pada segmen pasar domestik tetapi juga pada pasar
internasional.
Atas dasar inilah mengapa kami menyusun makalah ini
agar dapat memberikan sebuah sumber bacaan mengenai dunia perbankan yang belum
terlalu banyak dikenal oleh mahasiswa umum, namun begitu penting kehadirannya
dalam dunia perekonomian nasional
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, muncullah beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa definisi Dari Arsitektur
Perbangkan Indonesia?
2.
Bagaimana 6 Pilar Arsitektur Perbankan Indonesia?
3.
Bagaimana Program Kegiatan dan Tantangan API
ke Depan?
4.
BagaimanaTahap Implementasi Arsitektur Perbankan ndonesia?
5.
Bagaimana Basel II ?
6.
Bagiamana Stabilitas sistem Keuangan ?
C. Tujuan Pembahasan
Dari
rumusan masalah di atas, kami dapat menarik kesimpulan bahwa tujuan dari
penulisan makalah ini adalah:
1. Agar mahasiswa mengerti tentang Arsitektur Perbankkan
indonesia
2. Agar
mahasiswa mengetahui 6 Pilar Arsitektur Perbankan Indonesia
3. Agar mahasiswa Program dan Tantangan API
4.
Agar mengetahui Tahap-tahap API
5.
Agar mengetahui Basel II
6.
Agar mengetahui bagaimana stabilitas sistem Keuangan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Arsitektur Perbankan Indonesia
Dengan tujuan untuk memperkuat fundamental
industri perbankan di indonesia, Bank Indonesia mulai 2004 berusaha menerapkan
arsitektur perbankan Indonesia (API).Arsitektur Perbankan Indonesia merupakan
suatu kerangka dasar pengembangan sistem perbankan indonesia yang bersifat
menyeluruh untuk rentang waktu lima saampai sepuluh tahun ke depan. Arsitektur
Perbankan Indonesia diharapkan akan dapat memberikan arah,bentuk,dan tatanan
industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke
depan.Kebijakan pengembangan industri perbankan pada masa depan,seperti yang
diungkapkan dalam API, dilandasi oleh visi:
*Menciptakan sistem
perbankan yang sehat,kuat,dan efisien
*Menciptakan
kestabilan sistem keuangan
*Mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional
Adanya krisis ekonomi di indonesia maulai
pertengahan 1997 telah menimbulakan kesalahan bahwa API adalah kebutuhan yang mendesak bagi perbankan
indonesia dalam rangka memperkuat fundamental industri perbankan.Krisis ekonomi
1997 sebagai puncak dari serangkaian liberalisasi sektor perbankan sejak
1980-an telah menunjukkan bahwa industri perbankan nasional belum memiliki
kelembagaan perbnkan yang kokoh yang didukung dengan infrastruktur perbankan
yang baik.
Arsitektur Perbankan Indonesia
adalah Kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan
memberi arah , bentuk dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu 5 s/d
10 tahun kedepan. API jadi sangat dibutuhkan dalam rangka memperkuat
dasar-dasar industri perbankan. Krisis 1997 menunjukkan bahwa industri
perbankan secara umum dan BI sebagai pengawas belum kokoh. API adalah program
restrukturisasi perbankan pasca International Monetery Fund (IMF). BI mulai
implementasikan API sejak 2004 dan dijalankan secara bertahap s/d 2013 (10
Tahun)..
B.Enam (6)
pilar Arsitektur Perbankan Indonesia
Visi Arsitektur Perbankan Indoensia adalah
mmenciptakan sistem perbankan yang sehat,kuat dan guna menciptakan kestabilan
sistem keuangan nasiona dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Untuk merealisasikan pencapaian visi API tersebut maka ditetapkan 6 (enam)
pilar API terseebut adalah sebagai berikut:
a)
Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional
yang berkesinambungan
b)
Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang
efektif dan mengacu pada standar Internasional
c)
Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki
daya saing yang tinggi serta memeiliki ketahanan dalam menghadapi risiko.
d)
Mencitakan good
corporate governance dalam rangka memeperkuat kondisi internal perbankan
nasional.
e)
Mewujudkan Infrastruktur yang lengkap untuk mendukung
terciptanya industri perbankan yang sehat
f)
Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa
perbankan.
C.Program
Kegiatan dan Tantangan Arsitektur Perbankan Indonesia
a) Program
Kegiatan API
Pelaksanaan keenam
pilar API dijabarkan lebih teerperinci oleh Bank Indonesia dalam Program
kegiatan pada rentang waktu sepuluh tahun ( dari 2004 hingga 2013) program
tersebut adalah:
-Program penguatan Struktur Perkembangan nasional
-Program peningkatan kualitas pengaturan perbankan
-Program peningkatan fungsi pengawasan
-Program peningkatan kualitas manajemen dan
iperasional dan operasional perbankan
-Prgram pengembangan infrastruktur perbankan
-Program peningkatan perlindungan nasabah.
v
Penguatan
Struktur Perbankan Nasional
Penguatan
permodalan bank umum (Konvensional dan syariah) dijalankan dalam rangka
meningkatan kemampuan bank dalam mengelola risiko, Mengembangkan teknologi
informasi maupun menginkatkan skalaa usahanya guna mendukung penignkatan
kapasitas pertumbuhan kredit perbankan.Implementasi program penguatan
permodalan bank dilaksanakan secara bertahap.Upaya peningkatan modal bank
tersebut dapat dilakukan dengan membuat rencana usaha (businnes plan) yang
memuat target waktu, cara,dan tahap pencapaian.Adapun cara pencapaian dapat
dilakukan melalui:
1) Penambahan modal baru baik dari pemegang saham lama
maupun investor baru
2) Merger untu mencapai persyaratan modal minimum baru
3) Penerbitan saham baru atau secondary offering di pasar modal
4) Penerbitan pinjaman subordinasi( subordinated loan)
v
Pembentukan
struktur Perbankan Indonesia sesuai Visi A pasar sekunder (secondary market)
Pasar sekunder
merupakan tempat bagi investor untuk membeli ataupun menjual kembali efek yang
dimiikinya.Pasar ini di harapkan dapat menjamin likuiditas efek sehingga
apabila pada suatu saat investor pemilik efek memerllukan dana maka diharapkan
efeknya dapa segera dijual untuk memperoleh uang yang diperlukan.
v
Peningkatan
Kualitas Pengaturan Perbankan
Peningkatan
efektivitas pengaturan serta pemenuhan standar pengaturan yang mengacu pada
inteernasional best practices adalah hal yang sangat penting.Hal tersebut dapat
dicapai dengan penyempurnaan proses penyusunan kebijakan perbankan serta
penerapan 25 basel core principles for effective banking supervision secara
bertahap dan menyeluruh.
v
Penignkatan
Fungsi Pengawasan
Penignkatan
independen dan efktivitas pengawasan perbankan dicapai dengan peningkatan
kopmpetensi pemeriksa bank,peningkatan koordinasi antarlembaga
pengawasan,Pengembangan pengawasan berbasis risiko (risk based supervision
development),penignkatan efektivitas penegakan hukum (enforcement),dan
konsolidasi organisasi sektor perbankan di Bank Indonesia.Dalam jangka waktu
dua tahun ke depan setelah penerapan API diharapkan fungsi pengawasan bank yang
dilakukan oleh Bank Indonesia akan lebih efektif dan sejajar dengan pengawasan
yang dilakukan oleh otoritas pengawas di negara lain yang telah lebih dulu
,penerapkan 35 basel core principle.
v
Penignkatan
Kualitas Manajemen dan pperasional Perbankan
Peningkatan good
corporate governance (GCG),Kualitas manajemen resiko,dan kemampuan operasional
manajemen perlu didukung dengan penetapan standar yang sesuai untuk
meningkatkan kinerja operasional erbankan.Dalam waktu dua sampai limaa tahun
kedepan diharapkan kondisi internal perbankan nasional menjadi semakin kuat
dengan kemampuan menghadapi risiko yang semakin baik.
v
Pengembangan
Infrastruktur Perbankan
Pengembangan sarana
pendukung operasional perbankan yang efektif seperti biro kredit,lembaga
pemeringkat kredit dosmtik,dan pengembangan skema penjamin kredit merupakan
program penting dalam pengembangan infrastruktur perbankan.Pengembangan biro
kredit akan membantu perbankan dalam meningkatkan kualitas keputuusan
kreditnya.
v
Peningkatan
Perlindungan Nasabah
Pemberdayaan nasabah
dilakukan malalui pnetapan standar penyusunan mekanisme pengaduan
nasabah,pendiian lembaga mediasi independen,penignkatan transparansi informasi
dan pendidikan mengenai produk perbankan bagi nasabah.Dalam waktu dua sampai
lima tahun kedepan diharapkan program-program tersebut dapat meningkatkan
kepercayaan nasabah pada sistem perbankan karena landasan dari beroperasinya
lembaga keuangan adalah kepercayaan.
b)
Tantangan
Ke Depan
Jasa keuangan
adalah salah satu industri yang mengalami perubahan dan pertumbuhan paling
cepat di banyak negara.Sesuatu yang di anggap ideal pada suatu saat bisa dengan
cepat perubahan pada waktu selanjutnya.Tantangan dalam dunia perbankan juga
selalu berubah seiring dengan perubahan yang terjadi dalam industri jasa
keuangan secara umum.Untuk mewujudkan perbankan Indonesia yang lebih
kokoh,perbaikan harus dilakukan di berbagai bidang,terutama untuk menjawab
tantangan-tantangan yang dihapai perbankan dalam beberapa tahun belakangan ini.Tantangan-tantangan
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertumbuhan kredit perbankan yang masih rendah
Visi arsitektur
perbankan indoensia menunjukkan bahwa kondisi perbankan yang baik pada akhirnya
ditujukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.Pertumbuhan ekonomi
yang tinggi memerluan pertumbuhan kredit perbankan yang cukup besar.Sementara
itu permodalan perbankan indonesia saat ini mengindikasikan baahwa pertunbuhan
kredit yang cukuptinggi tersebut sulit dicapai jika perbankan nnasional tidak
memperbaiki kondisi permodalanya.Selain hambatan dalam hal permodalan
bank,penyaluran kredit dalam banyak hal juga terhambat oleh keengganan sebagai
bank,untuk menyaaluran kredit karena kemampuan manajemen resiko dan keahlian
pokok perbankan yang relatif masih lemah,dan biaya opersional yang relatif
tinggi.
2) Struktur perbankan yang belum optimal
Perkembangan jumlah bank dan struktu perbankan
indonesia sejak 1980-an bukanlah didasarkan pada suatu skema besar untuk
mewujudkan struktur perbankan yang ideal. Struktur terhadap regulasi dalam
iklim perekonomian.Hal tersebut pada akhirnya menyebabkan struktur perbankan
yang muncul bukanlah struktur yang ideal bagi penerapan prinsip kehati-hatian
serta pemenuhan fungsi intermediasi.
3) Pemenuhan kebutuhan layanan perbankan masih kurang
Sektor perbankan memang salah satu lembaga keuagan
yang paling berkembang di indonesia.Namun demikian,hal ini tidak berarti semua
kebutuhan jasa keuagan masyarakat telah terpenuhi dengan baik.Masih lemahnya
pemenuhan kebutuhan masyarakat atas pelayanan perbankan di tandai dengan
seringya terdengar keluhan dari masyarakat mengenai kurangnya akses kredit dan
tingginya suatu bugna kredit serta masih banyaknya praktik penyedia jasa
keuangan informasi.
4) Pengawasan
bank yang masih perlu ditingkatkan
Seperti telah menjadi fokus utama dari 25 Basel Core
Principles,pengawasan bank juga merpakan bidang yang memerlukan peningkatan dan
penyempurnaan.Hal ini disebabkan masih terdapatnya beberapa prinsip
kehati-hatian yang belum diterapkan secara baik,koordinasi pengawasan yang
masih perlu ditingkatkan,kemampuan SDM pengawasan yang belum
optimal,Pelaksanaan law enfercement pengawasan yang belum efektif,dan masih
lemahnya pengawasan terkonsolidasi apalagi secara internasional.Meningkatan
pengawasan bank merupakan bidang yang sangat dinamis dan luas cakupanya,penignkatan
kuallitas pengawsan merupakan upaya yang patut diaksanakan secara terus menerus
oleh bank indonesia.Lembaga jasa keuagan (OJK)merupakan lembaga lain yang suatu
saat di harapkan dapat lebih mengefektifkan pengawasan tidak hanya pada
perbankan ,tetapi juga pada lembaga keuangan yang lain.
5) Kepabilitas perbankan yang masih lemah
Dari sisi
internal,corporate governance dan core banking skills merupakan ukuran yang
dapat dijadikan pedoman untuk menyatakan masih lemahnya kapabilitas
perbankan.meskipun kapabilitas beberapa bank sudah cukup kuat,kapabilitas
perbankan secara umum masih di bawah praktik internasiona, terbaik,terutama
dalam hal mengantisipasi dan mengelola risiko operasional.Pentingya penerapan
prinsip kehati-hatian,termasuk di dalamnya pengelolaan risiko,semakin
menunjukkan pentignya penciptaan sistem pengendalian internal yang berkualitas
dan tepat.
6) Profitabilitas dan efesisensi bank yang tidak mampu
bertahan
Semua menyadari bahwa perekonomian selalu mengalami
fluktuasi.Siklus usaha (business cycle) tidak hanya dirasakan pada investasi di
sektor riil saj,tetapi juga sangat erat kaitanya dengan sektor keuangan.Tingkat
profitabilitas dan efesiensi operasional yang dicapai oleh perbankan pada
umumnya bukan merupakan prifitabilitas dan efesinesi yang tidak mapu
bertahan(sustainble).Profitabilitas dan efesiensi yang berkesinambungan
memungkinkan bank mampu bertahan dan bahkan berkembang dalam menghadapi siklus
bisnis.Hal ini disebabkan oleh lemahnya struktur aset produktif bank-bank.
7)
Perlindungan
nasabah yang masih harus ditingkatkan
Landasan dari kegiatan usaha perbankan dan juga jasa
lembaga keuangan secara uumum adalah kepercayaan. Tanpa adanya kepercayaan
fungsi intermediasi oleh bank tidak akan berjalan dengan lancar.Dalam kaitanya
dengan penciptaan kepercayaan, perlindungan terhadap nasabah merupakan
tantangan perbankan yang berpangaruh secara langsung terhadap sebagian
masyarakat kita.Oleh karena itu,menjadi tantangan yang sangat besar bagi
perbankan dan bank indonesia serta masyarakat luas untuk secara bersama-sama
menciptakan standar yang jelas dalam membentuk mekanisme pengaduan nasabah dan
transparansi informasi produk perbankan.
8) Perkembangan teknologi informasi
Risiko pengelolaan lembaga keuangan
semakinbervariasi dengan adanya kemajuan teknologi informasi.Hal ini ikut
menambah makin pesatnya perkembangan jenis dan kompleksitas produk dan jasa
bank sehingga risiko-risiko yang muncul menjadi lebih besar dan bervariasi.
Dengan adanya teknologi informasi,persaingan industri perbankan yang cenderung
bersifat global juga menyebabkan persaingan antar bank menjadi semakin ketat
sehingga,baik bank nasional maupun bank berskala lebih kecil juga harus mampu
beroperasi denan lebih efisiensi
D.Tahap-tahap
Arsitektur Perbankan Indonesia
Arsitektur perbankan indonesia dirancang untuk di
terpkan dala kurun waktu sekitar sepuluh tahun.Mengingat panjangnya rentang
wakt implementasinya dan untuk menjaga agar pencapaian target lebih dapat
termonitor,program implementasi API dilaksanakan secara bertahap dan dimulai
pada tahun 2004 dengan perincian
a. Penguatan
struktur Perbankan Nasional
b. Peningkatan
Kualitas pengaturan perbankan
c. Peningkatan
fungsi penawaran
d. Penignkatan
Kualitas Manjemen dan operasional perbankan
e. Pengembangan
infastruktur perbankan
f. Peningkatan
Perlindungan nasabah
E.Basel
II
Bertujuan meningkatkan keamanan dan kesehatan sistem
keuangan,dengan menitiberatkna pada perhitungan permodalan yang berbasis
risiko,supervisory rieview process,dan marcet discipline.Kerangka kerja Basel
II disusun berdasarkan pada forward-looking approach yang memungkinkan untuk
dilakukan penyempurnaan dan penyesuaian dari waktu ke waktu.Hal ini untuk
memastikan bahwa kerangka kerja basel II dapat mengikuti perubahan yang terjadi
di pasar atapunperkembangan-perkembangan dalam manajemen resiko.
v Sejarah
Basel II
Kecukupan
modal pada perbankan merupakan hal yang sangat penting sehingga perlu dijaga
supaya dapat meng-coper seluruh resiko yang dapat terjadi. Pada 1988,Basel
committee on banking supervision menyetujui ‘international convergence of
capital diterapkan sepenuhnya pada 1992.
Basel
capital accoard di buat sebagai penerapan kerangka bagi risiko kredit,dengan
mensyaratkan standar modal minimum adalah 89%,Komite Basel merancang Base I
sebagai standar yang sederhanaa,mensyaratkan bank-bank untuk memisahkan
eksposournya kepada masabah dengan tipe debitan.
Basel
capital accord memperkenalkan era
perhitungan kecukupan modal snesitif pad risiko dan memberikan satu-satunya
opsi dalam perhitungan kecukupan modal untuk bank-bank yang aktif secra
internasional.perkembangaan dunia perbankan di seluruh dunia menunjukkan
kenyataan bahwa setiap bank memiliki cara terbaik yang berbeda-beda dalm
mengitung,mgola serta resiko .Haalinimenyebabka( basel)
v Implementasi
Basel II di Indonesia
Sebagian
perusahaan yang menjalankan fungsi intermediasi atas dana yang diterima dari
nasabah,setiap kegagalan yang di alami oleh sutu bank akan berdampak secara
luas pada nasabah dan lembaga-lembaga yang menyimpaan dananya atau
menginvestasikan modalnya di bank.
v Implementasi
Basel di Negeri Lain
Basel
II bukan merupakan suatu undang-undang internasional sehingga
pengimplementasinya memiliki target tenggat waktu yang berbeda-beda dan tidak
memiliki suatu sanksi yang tegas terhadap tenggat waktu pengimplemetnasianya
F.Stabillitas
Sistem Keuangan
Stabilitas sistem kauangan pada
dasarnya adalah upaya yang dilakukan saat suatu sistem kauangan memasuki tahap
tidak stabil.Suatu sistem keuagnan tidak stabil adalah pada saat sistem tesebut
telah membahayakan dan menghambat kegiatan ekonomi.
Ketidaktabilan sistem keuangan
dapat di sebabkan oleh berbagai macam hal dan umumnya merupakan kombinasi
kegagalan pasar,baik karena faktor struktural maupun perilaku. Upaya untuk
mengurangi resiko terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan sangat penting
dilakukan karena dapat menimbulkan
ü Kebijakan moneter menjadi tidak efektif karena
transmisi kebijakan moneter tidak berfungsi secara formal.
ü Pertumbuhan ekonomi dapat lagi terhambs dan
likuditas karena fngsi intermmediasi tidak dapat berfungsi secara formal
ü likiudias karena kepanikan masyarakat
ü Biaya penyelaamatan yang sangat mahal jika terjadi
kritismyang bersifatsistmatis
Bank
indonesia merupakan otoritas moneter,perbankan dan sistem pembayaran di
indonesia.Bank indonesia bertugas untuk menjaga stabilitas moneter dan
stabilitas keuangan indonesia.Kedua hal ini sering kali berhubungan, fungsi
untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
Stabilitas
moneter dan stabilitas keuangan merupakan bagian yang tak dapat
dipisahkan.Kebijkan moneter memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas
keuangan begitu pula sebaiknya.Sebagai bank sentral,Bank indonesia memiliki 5
peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan:
1) Menjaga stabilitas moneter,antara lain melaui
instrument suku bunga dalam operasi pasar terbuka
2) Menciptakan kinerja lembaga keuangan yang
sehta,khususnya perbankan
3) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
4) Melakukan pemantauan terhadap kerentanaan dan
mendeteksi potensi kejutan yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan
5) Menjadi jaring pengaman sistem keuangan melalui
fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort
Sebagai
sebua sistem, stabilitas keuangan harusdilakukan secara menyeluruh dengan
melibatkan berbaagai lembga.Kerja sama yang baik antara pemerintah dan otoritas
jasa keuangan sangat penting dalam menjaga stabilitas keuangan suatu negara.
Sasaran
utamanya adalah menjaga stabilitas sistem keuangan sehingga sektor
keuangan dapat berfungsi secara normal
dan memberikankontribusi positif terhadap pembangunan ekonomi yang
berkesinambungan.
Ini di
bentuk oleh pemerintah berdasarkan UU No 24 taun 2004 tentang lembaga penjamin
simpanan dengant ugas menajmin simpanan nasabah
bank dan melakukan peyelesaian atau penanganan bank yang tidak berhasil
di sehatkan atau bank gagal.Fungsi lain dari lps adalah penanganan bank yang tidak berhasil
disehtkan atau bank gagal.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Sektor
yang paling dramatis terpengaruh oleh perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi adalah perbankan. Perbankan merupakan sebuah lembaga yang sering
mengalami perubahan serta perkembangan pelayanan pelanggan dari periode ke
periodeAdanya krisis ekonomi di indonesia maulai pertengahan
1997 telah menimbulakan kesalahan bahwa API
adalah kebutuhan yang mendesak bagi perbankan indonesia dalam rangka
memperkuat fundamental industri perbankan.Krisis ekonomi 1997 sebagai puncak
dari serangkaian liberalisasi sektor perbankan sejak 1980-an telah menunjukkan
bahwa industri perbankan nasional belum memiliki kelembagaan perbnkan yang
kokoh yang didukung dengan infrastruktur perbankan yang baik.
B. Saran
Dalam
penyusunan sebuah karya, tentu saja terdapat kekurangan, begitu pula dalam penyusunan
makalah kami. Sekiranya terdapat berbagai kekurangan, sangatlah kami harapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca, sebagai refleksi kedepan dalam
pembuatan karya-karya kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Budisantoso,Totok&SigitTriandaru.2006.BankdanLembagaKeuangan Lain.
Jakarta:Salemba Empat




Saya ingin memulangkan semua kemuliaan kepada Allah SWT atas apa yang Dia gunakan Ibu Rossa dalam hidup saya, nama saya adalah Mira Binti Muhammad dari bandung di indonesia, saya seorang janda dengan 2 anak, suami saya mati dalam kemalangan kereta dan Sejak itu kehidupan menjadi sangat kejam kepada saya dan keluargaku dan saya telah berusaha secara berasingan untuk mendapatkan pinjaman dari bank-bank di Indonesia dan saya ditolak dan ditolak kerana saya tidak mempunyai cagaran dan tidak boleh mendapatkan pinjaman dari bank dan saya sangat sedih
BalasHapusPada hari yang dikhaskan ini semasa saya melalui internet, saya melihat kesaksian Mnis Annisa tentang bagaimana dia mendapat pinjaman dari Puan Rossa dan saya menghubunginya untuk bertanya mengenai syarikat pinjaman ibu Rossa dan betapa benarnya pinjaman dari ibu Rossa dan dia memberitahu saya itu adalah benar dan saya menghubungi Ibu Rossa dan selepas memfailkan permohonan pinjaman saya dan pinjaman saya diproses dan diluluskan dan dalam masa 24 jam saya mendapat wang pinjaman saya di akaun bank saya dan apabila saya menyemak akaun saya, wang pinjaman saya masih utuh dan saya sangat gembira dan saya telah berjanji bahawa saya akan membantu memberi keterangan kepada orang lain tentang syarikat pinjaman ibu rossa, jadi saya ingin menggunakan medium ini untuk memberi nasihat kepada sesiapa yang memerlukan pinjaman untuk menghubungi Puan Rossa melalui e-mel: rossastanleyloancompany@gmail.com dan You Can juga hubungi saya melalui email saya: mirabintimuhammed@gmail.com untuk maklumat serta kawan-kawan saya Annisa Barkarya melalui email: annisaberkarya@gmail.com