Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hei berjumpa lagi dengan saya.ini
saya akan menceritakan pengalaman saya lagi pas menghadiri Dauroh Ramadhan di
perdos tamalanrea yang di adakan oleh keluarga masjid perdos yang di hadiri oleh kalangan umum baik mahasiswa
maupun bukan dan terbuka untuk umum.Adapun
pematerinya berasal dari kalangan terkemuka dan judul
·
Materi
pertama yaitu sejarah dan hikmah puasa yang dibawakan oleh k.h. Arsul
Maddupe,Lc
Apa itu puasa?
Makna puasa dalam bahasa Arab adalah ''
shaum '' dan'' '' Siyam . Kata " shaum " berarti " untuk
menjauhkan diri dari sesuatu, menahan diri , untuk mencegah diri dalam bahasa
Arab .
Dalam istilah fikih, itu berarti "
untuk menjauhkan diri dari makan , minum dan hubungan suami-istri ( jima )
antara suami dan istri dari fajar sampai matahari terbenam ( maghrib ) dengan
sadar dan dengan mencari tujuan .
Kapan
saya harus berniat untuk puasa Ramadhan ?
Jika seseorang tidak bisa bangun untuk
sahur , dia harus berniat untuk berpuasa sebelum siang
Menurut mazhab Syafi'i , jika itu adalah
puasa wajib , niat harus dilakukan pada malam hari , tidak boleh ditunda sampai
pagi hari . Jika tidak, harus meng-qodho puasa(mengganti) setelah eid .
Namun , menurut Hanafi, niat dapat dilakukan
baik di malam hari maupun di pagi hari ( sampai siang ) untuk Ramadhan , nafila
(puasa sunanah) dan puasa nazar .
Sehubungan dengan hal ini Ibnu Hajar
mengatakan bahwa ketika seorang Muslim Syafi'i lupa untuk berniat puasa
di malam hari untuk puasa Ramadhan , ia bisa mengikuti mazhab Hanafi
untuk kasus ini dan berniatsebelum siang . hal ini dibolehkan karena
pentingnya puasa Ramadhan . Nabi kita yang tercinta ( saw ) menyatakan bahwa
" Jika seseorang membatalkan puasanya bahkan hanya untuk satu hari di
bulan Ramadhan tanpa uzur (halangan) atau tanpa sakit , maka jika ia berpuasa
selama sisa hidupnya dia tidak bisa menggantikan puasa itu . " ( Bukhari )
Menurut mazhab Maliki , sudah cukup
untuk berniat pada awal bulan Ramadhan . Niati tidak perlu diulangi
setiap malam .
Jadi , bagi kaum Muslim Syafi'i dan Hanafi
, lebih baik untuk mengucapkan niat mereka pada awal Ramadan , karena , jika
mereka lupa untuk berniat untuk satu hari , puasanya akantetap sah menurut
mazhab Maliki . ( Ensiklopedia Fiqih Islam ) dengan demikian , puasa mereka
tidak batal Ramadhan hanya karena lupa atau terlambat untuk niat .
Oleh karena itu , puasa orang yang
terlambat untuk sahur akan berlaku selama ia tidak makan apa-apa dan berniat
sebelum siang .
Adapun tujuan puasa
Tujuan
kita berpuasa adalah menuju taqwa. Dalam al-Quran disebutkan bahwa tujuan puasa
adalah untuk mencapai tingkat ketakwaan (la’allakum tattaqûn,
al-Baqarah/2: 182). Menahan diri dari lapar dan dahaga bukan tujuan
utama dari puasa. Hanya sia-sia saja puasa seseorang yang dilakukan hanya
mendapatkan lapar dan dahaga, sementara ketaqwaan tidak dapat diraihnya,
seperti bunyi hadits Nabi di atas. Dikuatkan pula dengan firman-Nya bahwa Allah
menghendaki untuk kamu kemudahan bukan kesulitan (al-Baqarah/2: 185).
Dengan
berpuasa, kita mendapatkan pahala istimewa yang tidak didapat dari pahala
perbuatan baik yang lain. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman: ”Semua
perbuatan anak Adam untuk dirinya, kecuali puasa. Puasa adalah untuk-Ku dan Aku
yang memberi ganjaran atasnya”. Puasa merupakan satu ibadah
istimewa. Ia merupakan rahasia antara Allah dan orang yang berpuasa itu
sendiri. Orang dapat saja pura-pura berpuasa tapi sebenarnya secara
sembunyi-sembunyi dia makan atau minum. Tapi hal itu tidak dia lakukan karena
takut kepada azab Allah. Dia berpuasa karena Allah. Allah mengetahui segala
rahasia dan oleh karenanya dia tidak berani berbuat curang. Inilah inti takwa,
dimana seseorang selalu merasa diawasi Allah meskipun tidak seorangpun yang
mengetahuinya. Berbagai motif dilakukan orang dalam berpuasa, seperti misalnya
dilakukan sebagai ungkapan protes, turut belasungkawa, penyucian diri,
kesehatan, kecantikan. Namun berpuasa yang benar adalah apabila dilakukan hanya
karena Allah dan dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya menuju derajat
takwa.
Takwa
itu sendiri bermakna menghindar, menjauhi, atau menjaga diri. Yaitu
menghindarkan diri dari siksa Allah, baik siksa dunia maupun siksa akhirat.
Maka dalam pengertian takwa mencakup kemampuan seseorang dalam menjalankan
semua perintah Allah dan meninggalkan seluruh larangan. Seperti yang dijelaskan
oleh Syeikh Muhammad Abduh bahwa: ”menghindari siksa atau
hukuman Allah, diperoleh dengan jalan menghindarkan diri dari segala yang
dilarangnya serta mengikuti apa yang diperintahkan-Nya”. Hal ini dapat
terwujud dengan adanya rasa takut dari siksaan dan atau takut dari yang
menyiksa, yaitu Allah Swt. Rasa takut ini, pada mulanya timbul karena adanya
siksaan, tetapi seharusnya ia timbul karena adanya Allah Swt. (yang menyiksa).”
Orang yang bertakwa selalu penuh al-khauf wa al-rajâ’ (takut dan
penuh harap). Takut akan siksa dan murka Allah, takut bila Allah
tidak ridha, takut bila Allah tidak menerima amal perbuatannya. Di samping itu
penuh pengharapan akan kasih sayang-Nya, mengharap akan ridha-Nya, serta penuh
harap akan cinta-Nya.
Adapun
ha-hal yang di persiapkan dalam menyambut Ramadhan
o
-jiwa
o
-harta
o
-pikiran
o
–fisik
·
Materi ke 2 fiqih seputar ramadhan
(Ust.Dr.Abdul Rahman Sakka,Lc,M.Pdi
I. Hal-Hal Yang Perlu Diketahui
Tentang Ramadhan
Sebelum menjalankan ibadah Ramadhan,
ada beberapa hal yang perlu dipaham
II. Hukum Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan hukumnya wajib
atas setiap Muslim dan Muslimah yang sehat akalnya (tidak gila) dan telah
mukallaf (umur remaja), tidak dalam keadaan musafir dan sakit. Khusus bagi
wanita, tidak dalam keadaan haidh dan nitas.
Tentang wajibnya puasa, Allah menjelaskannya dalam
surat Al-Baqarah : 183, “Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atasmu
sekalian puasa itu (shaum Ramadhan) sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang-orang yang hertaqwa“.
Dalam sebuah hadits dijelaskan, Rasul saw bersabda : “Sesungguhnya
Islam itu dibangun di atas lima (dasar). Kesaksian bahwa tidak ada Tuhan yang
berhak disembah selain Allah dan Muhammad itu adalah utusan-Nya, menegakkan
shalat, menunaikan zakat, melaksanakan puasa Ramadhan dan menunaikan haji.”
(HR. Muslim)
III. Rukun Puasa
Setiap ibadah dalam Islam ada rukunnya agar ibadah itu bisa
tegak dan berjalan dengan benar. Demikian juga dengan puasa Ramadhan. Rukunnya
ada dua
1.Niat.
Niat adalah faktor pertama yang akan menentukan sah atau tidaknya ibadah
seseorang. Setiap amal ibadah, baik wajib maupun yang sunnah akan bernilai di
mata Allah jika didasari dengan niat. Niatnya harus hanya karena Allah, tidak
melenceng sedikitpun. Kemudian itu letaknya dalam hati, bukan dilafalkan
(diucapkan dengan lisan), termasuk niat puasa Ramadhan harus dilakukan dalam
hati. Waktunya sebelum terbit fajar
.
2.Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai
mata hari tenggelam. (QS. Al-Baqarah :
IV. Hal-Hal Yang membatalkan Puasa
Semua ibadah dalam Islam memerlukan syarat dan rukun agar
ibadah tersebut sah dan bernilai di sisi Allah. Amal ibadah yang sudah sesuai
syarat dan rukun tersebut bisa batal jika melanggar aturan atau terjadi hal-hal
yang membatalkannya. Adapun yang membatalkan puasa terbagi dua. Pertama,
hal-hal yang membatalkan puasa dan wajib diqadha (diganti di hari-hari setelah
Ramadhan). Kedua, adalah yang membatalkan puasa dan wajib qadha dan kafarat
(denda).
·
Puasa dalam tinjauan medis oleh prof.dr.Veni
Hadju M.Sc,P.h.d.
Manfaat puasa dalm medis memberikan manfaat berupa
Keharusan orang menderita diabetes di haruskan berpuasa
supaya Dalam keadaan puasa ternyata dapat meningkatkan
sistem kekebalan tubuh. Penelitian
menunjukkan saat puasa terjadi peningkatan limfosit hingga sepuluh kali lipat.
Kendati keseluruhan sel darah putih tidak berubah ternyata sel T mengalami
kenaikkan pesat. Pada penelitian terbaru menunjukkan bahwa terjadi penurunan
kadar apo-betta, menaikkan kadar apo-alfa1 dibandingkan sebelum puasa. Kondisi
tersebut dapat menjauhkan serangan penyakit jantung dan pembuluh darah
Allah berjanji akan memberikan berkah kepada orang yang
berpuasa. Seperti ditegaskan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh
Ibnu Suny dan Abu Nu’aim: ”Berpuasalah
maka kamu akan sehat.” Dengan
berpuasa akan bermanfaat secara biopsikososial berupa sehat jasmani, rohani dan
sosial. Rahasia kesehatan yang dijanjikan dalam berpuasa inilah yang menjadi daya tarik ilmuwan untuk
meneliti berbagai aspek kesehatan puasa secara psikobiologis,
imunopatofisilogis dan biomolekular..
·
4
peran pemuda dalam media sosial oleh
EL.Muttaqien Yunus S.St,M.Si
Pemudah bisa menghasilkan uang dalam media sosial dengan
membuat sebuah ap,ikasi yang bisa membuat keuntng mengahaungan yang banyak dan
contohnya saja watshap yang di buat ole salah
seorang yang memiliki
katerbatasan uang ia bisa mencciptakan salah satu program aatau aplikasi
yang menghasilkan banyak uang yang tak terduga
Ya itu tadi meteri yang saya dapat dari dauroh ramadhan
semoga yang mambaca dan yang membuat mendapat pahala dan mendapat ilmu
pengetahuan baru.aminnn


0 komentar: