Gemericik suara air seolah ikut membuat
suasana ruangan yang tak cukup luas ini menjadi riuh ramai. Air itu turun dari
atas dimana penyaring oksigen akuarium. Justru gemericik air itulah yang
membuat para ikan yang berada dibawahnya menunggu dengan bahagia. Mungkin, bagi
para ikan gemericik air itu menjadi segalanya bagi mereka.
Entah kenapa memandangi
akuarium beserta kegaduhan yang dibuat oleh air oksigen serta berbagai macam
jenis ikan dengan variasi warna yang beraneka ragam itu kebahagiaan tersendiri
buat gue. Ternyata kehadiran mereka bisa bikin gue sejuk saat memandanginya.
Ada ketenangan tersendiri yang mereka berikan untuk sugesti yang ada di fikiran
gue.
Hari demi hari sebagai
anak kos yang tentunya hampir semua anak kos lainnya lakuin. Kuliah, makan,
pulang, tidur. Itu fase yang gue alamin sebagai mahasiswa kupu-kupu (kuliah -
pulang kuliah-pulang). Beda dengan sebagian dari temen-temen gue yang lebih
menghabiskan waktunya di kampus baik sebagai panitia acara kampus ataupun
sebagai aktivis kampus.
Yang mau gue bahas disini
bukan tentang aktivitas gue sehari-hari baik itu di kampus ataupun diluar
kampus. Tapi, bagaimana caranya bisa mencari kebahagiaan yang mungkin lebih
banyak keterbatasannya dari apa yang gue alamnin sehari-hari.
Gue tipikal orang yang
dulunya sering ngeluh sama keadaan. Sering merasa gak nyaman di kondisi
tertentu. Sering merasa gue paling kurang dari yang lain. Ternyata apa yang gue
rasain itu semuanya salah. Masih banyak orang yang dibawah gue ternyata
hidupnya lebih terbatas. Gue yang misalnya cuma sekali makan dalam sehari
ternyata masih bersyukur daripada mereka yang belum tentu bisa makan dalam
sekali sehari sekalipun.
Beruntung gue bisa
mengenyam pendidikan untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi, meskipun
pernah hampir berantakan ditengah jalan bahkan belum ada setengah jalan dari
perjuangan hidup gue. Masih banyak dari mereka yang bahkan untuk memperoleh
pendidikan dasar pun mesti ngerelain sesuatu. Atau bagi mereka yang dengan
mudah masuk dan membayar lembaga pendidikan yang mereka inginkan tanpa
memperdulikan berapa mereka harus membayar. Bagi mereka yang berkantung tebal
berapapun tidak masalah. Bahkan, mereka lebih banyak menyepelekan hal ini
karena mereka merasa mampu membeli apapun dari apa yang mereka (orang tuanya)
miliki.
Selain itu juga, gue masih
bersyukur bisa bernafas untuk menghirup udara segar yang ada didunia ini.
Melihat dengan sempurna keindahaan tempat dimana tuhan menciptakan replika
surga bagi umatnya. Serta berbicara dengan tanpa suatu keterbatasan.
Berbeda dengan mereka yang
harus merelakan penglihatan, ataupun indra lainnya karena keterbatasan yang
mereka miliki. Belum tentu mereka bisa menikmati indahnya dunia ini dengan
sempurna, entah itu harus memakai alat bantu sekalipun.
Ada satu hal yang bikin
gue merasa terhina oleh mereka yang memiliki kekurangan. Ya, mereka selalu
bersyukur dan bahagia dengan segala macam keterbatasan yang mereka miliki.
Mereka mampu menikmati dunia dengan cara mereka sendiri. Mereka mampu melewati
kerasnya dunia meski memiliki keterbatasan.
"Keterbatasan bukan
untuk disesali, tetapi untuk dinikmati buah bahagianya esok hari"
Dalam hal ini memang gue
engga mengalami keterbatasan fisik. Karena keterbatasan belum tentu bicara soal
fisik. Banyak yang mungkin orang lain tidak ketahui tentang itu. gue punya cara
sendiri dalam menghadapi keterbatasan itu, diantaranya :
1. Bersyukur
Sudah kodratnya memang
sebagai manusia untuk bersyukur dalam hal dan kesempatan apapun. Entah itu
sedih ataupun senang sekalipun. Baru sekarang gue ngerti arti
besyukur yang sesungguhnya. Bersyukur yang mengajarkan tentang hidup yang lebih
bahagia. Lebih banyak bersyukur membuat kita akan sedikit demi sedikit membuang
1 hal yaitu, mengeluh.
Ternyata, mengurangi mengeluh bisa meningkatkan kebahagiaan seseorang dalam hidupnya.
Bahagia belum tentu menggunakan
pakaian bagus nan mahal, bukan juga menaiki kendaraan ber-merk mewah dengan
harga ratusan juta rupiah atau lebih, tidak juga memiliki teknologi masa kini.
Bahagia itu cukup mensyukuri sebuah keadaan yang tuhan anugerahkan untuk kita.
Manusia.
2. Melihat Dunia
Mendapatkan hobi baru
membaca dan menulis ternyata berdampak baik buat gue khususnya. Dengan dua hal
itu gue lebih terbuka dengan sekitar.
Banyak hal yang bisa gue
dapetin dari 2 hobi baru ini.Dari baca pengalaman hidup mereka yang membukukan
cerita hidup mereka. Memberikan sebuah gambaran tentang apa yang mereka alami
selama ini dan bangkit melawan keterbatasan yang mereka miliki dan mampu
membuktian ke dunia bahwa mereka bisa.
Dua point diatas bagi gue sangat penting supaya
hidup gak selalu merasa kekurangan ditengah keterbatasan. Selain itu juga,
mengeluh untuk keterbatasan adalah hanya untuk mereka yang cuma menjadi
pecundang bagi hidupnya sendiri. Gue pernah merasakan berada diposisi sebagai
pecundang bagi hidup gue terus. Yang hari-harinya selalu dihiasi dengan
mengeluh dan mengeluh. Padahal masih banyak diluar sana mereka mereka yang
tangguh dengan segala keterbatasannya.
Berbahagialah, karena
hidup bukan untuk ditangisi karena kekurangan. Tetap percaya bahwa akan ada hal yang luar biasa
dari sebuah keterbatasan dan kekurangan.
Belajar dari filosofi isi
akuarium diatas bahwa "ikan akan tetap menikmati hidupnya meski
tempat yang mereka tinggali hanya sepetak. Bagi mereka bisa makan,
bernafas, dan memiliki teman adalah kebahagiaan terbesar yang mereka miliki.


0 komentar: