Rangkuman kepemimpinan partisipatif,delegasi dan pemberdayaan
A Kepemimpinan
Partisipatif
Kepemimpinan
pertisipatif adalah kepemimpinan yang selalu mendorong dan memudahkan
partisipasi orang lain dalam pengambilan keputusan. Terdapat tiga istilah yang
terkait dengan kepemimpinan partisipatif, yaitu: 1.Konsultasi, yaitu pimpinan
menanyakan opini dan gagasan bawahan, kemudian pemimpin mengambil keputusan,
2.Keputusan bersama, yaitu pimpinan bersama-sama bawahan mengambil sebuah
keputusan dan keputusan tersebut menjadi keputusan final, 3.Pendelegsian,
dimana seorang pemimpin memberikan kewenangan dan tanggung jawab kepada
individu atau kelompok untuk mengambil sebuah keputusan. Kepemimpinan
partisipatif menyangkut baik pendekatan kekuasaan maupun perilaku kepemimpinan.
Kepemimpinan, menyangkut aspek-aspek kekuasaan seperti
·
bersama-sama
menanggung kekuasaan (power sharing),
·
pemberian
kekuasaan (empowering)
·
proses-proses
yang saling mempengaruhi secara timbal balik
·
prosedur-prosedur
spesifik yang digunakan untuk berkonsultasi dengan orang lain, untuk memperoleh
gagasan dan saran-saran, serta perilaku spesifik yang digunakan untuk
pendelegasian kekuasaan.
v .Jenis partisipasi
Salah satu
bentuk kepemimpinan partisipatif adalah dengan melibatkan orang lain dalam
pembuatan keputusan. Meskipun para ahli masih belum bersepakat tentang
prosedur- prosedur
untuk mengambil suatu keputusan, tetapi secara garis besar para ahli menyatakan
bahwa terdapat empat prosedur (cara) pengambilan keputusan, yaitu:
1.
Keputusan
otokratis.
Manajer membuat keputusan sendiri
tanpa menanyakan pendapat atau saran karyawan, dan karyawan tidak memiliki
pengaruh langsung pada keputusan, atau dengan kata lain tidak ada partisipasi
dari karyawan. Pada pengambilan keputusan secara otokratis, terdapat dua
peran yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin,
·
pertama,
pemimpin hanya semata-mata mengumumkan keputusan aoutokratis (gaya
“memberitahu”),
·
kedua,
pemimpin menggunakan taktik pengaruh seperti persuasi rasional (gaya ’menjual’)
2.
Konsultasi.
Manajer menanyakan ide, gagasan
atau pendapat pada karyawan, kemudian membuat keputusan sendiri setelah dengan
serius mempertimbangkan saran dan perhatian karyawan.Pada pengambilan keputusan
dengan cara konsultasi, terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan sang
pemimpin, Pemimpin menunjukkan sebuah keputusan yang telah dibuat sebelumnya
tanpa konsultasi sebelumnya, tetapi bersedia melakukan modifikasi, jika ada keberatan atau saran
yang bagus. Pemimpin
menunjukkan proposal sementara dan secara aktif mendorong karyawan untuk
memberikan saran demi perbaikan proposal tersebut. Pemimpin menyajikan
sebuah masalah dan meminta karyawan untuk berpartisipasi dalam mendiagnosanya
dan mengembangkan penyelesaiannya, tetapi membuat keputusan akhir sendiri
3.
Keputusan
bersama. Manajer bertemu dengan karyawan untuk mendiskusikan masalah yang
dihadapi dan membuat keputusan bersama. Di sini partisipasi Manajer dan
karyawan dapat dikatakan sama, dalam pengambilan keputusan akhir.
4.
Pendelegasian. Manajer
memberikan otoritas dan tanggung jawab untuk membuat keputusan pada seseorang
atau kelompok karyawan. Manajer biasanya hanya menentukan batas pembuatan
keputusan final, dan persetujuan awal tidak selalu diperlukan sebelum keputusan
diimplementasikan
v Keuntungan Potensial
dari Partisipasi
B.
DELEGASI
Pendelegasian
adalah proses khusus yang terjadi sewaktu manajer meminta salah satu atau
beberapa orang bawahan untuk mengambil alih tanggung jawab dalam membuat
keputusan yang sebelumnya dibuat oleh manajer tersebut.
Delegasi
mencakup penugasan atas sebuah tanggung jawab yang baru kepada bawahan dan
wewenang tambahan yang menyertainya. Delegasi secara kualitatif berbeda dalam
beberapa hal dari bentuk lain dari kepemimpinan partisipatif seperti consulting
dan pengambilan keputusan bersama. Seorang manajer mungkin berkonsultasi dengan
bawahan, rekan kerja, atau atasan, namun dalam banyak kasus delegasi hanya
ditujukan kepada bawahan. Contohnya, seorang manager yang memiliki kelebihan
beban kerja, cenderung melakukan pendelegasian dibanding konsultasi. Karena
itu, tidak mengherankan bahwa faktor analisis dari kuesioner kepemimpinan
biasanya berkisar antara consulting dan delegasi. (Yukl & Fu, 1999)
v Keuntungan
dari Delegasi:
1.
Kualitas
keputusan yang lebih baik.
Hal ini
dapat terjadi bila bawahan memiliki keahlian lebih dalam melakukan suatu tugas
dibanding manager. Seorang bawahan yang yang menangani permasalahan secara
langsung dan memiliki informasi yang relevan dapat membuat keputusan yang lebih
cepat dan lebih baik dalam membuat keputusan. Namun hal ini tidak akan efektif
jika bawahan kurang memiliki keahlian untuk membuat keputusan yang baik, gagal
untuk memahami apa yang diharapkan atau memiliki tujuan yang tidak sesuai
dengan manager.
2.
Komitmen
bawahan yang lebih besar terhadap keputusan yang dibuat.Hal ini timbul dar identifikasi bawahan
terhadap keputusan dan hasrat untuk menjadikannya berhasil.
3 Delegasi yang menghasilkan
tanggung jawab dan wewenang tambahan dapat membuat pekerjaan bawahan lebih
menarik, menantang, dan bermakna.Namun hal ini hanya akan terjadi pada bawahan
yang berhasrat akan adanya tanggung jawab tambahan, memiliki keahlian untuk
menangani tanggung jawab yang baru. Sebaliknya delegasi akan menurukan kepuasan
kerja jika bawahan secara konstan merasa frustasi karena kewalahan akan
tanggung jawabnya yang besar atau kewalahan karena kurangnya kemampuan untuk
menyelesaikan tugas.
4. Delegasi
merupakan hal yang penting dalam managemen waktu untuk seorang manager yang
kewalahan dengan tanggung jawab.
Dengan mendelegasikan
pekerjaan dan kewajiban yang kurang penting kepada bawahan, seorang manager
memiliki waktu tambahan yang dapat digunakan untuk tanggung jawab yang lebih
penting. Bahkan jika seorang manager dapat melakukan tugas dengan lebih baik
daripada bawahan, adalah lebih efisien jika waktu dari manager difokuskan untuk
hal yang lebih mempengaruhi performansi kerja unit.
5.
Delegasi
dapat menjadi metode yang efektif untuk perkembangan managemen
Sebuah organisasi perlu mengembangkan bakat managerial untuk mengisi posisi kosong pada tingkat wewenang yang lebih tinggi. Delegasi merupakan cara untuk memfasilitasi perkembangan keahlian yang dibutuhkan untuk hal tersebut. Ketika delegasi digunakan untuk mengembangkan maksud tujuan, hal itu biasanya dibutuhkan manager untuk melakukan tugas monitoring dan coaching. Karena itu, dalam hal ini, delegasi bukanlah bertugas untuk mengurangi kerja dari manager.
Sebuah organisasi perlu mengembangkan bakat managerial untuk mengisi posisi kosong pada tingkat wewenang yang lebih tinggi. Delegasi merupakan cara untuk memfasilitasi perkembangan keahlian yang dibutuhkan untuk hal tersebut. Ketika delegasi digunakan untuk mengembangkan maksud tujuan, hal itu biasanya dibutuhkan manager untuk melakukan tugas monitoring dan coaching. Karena itu, dalam hal ini, delegasi bukanlah bertugas untuk mengurangi kerja dari manager.
C.
PEMBERDAYAAN
Pemberdayaan melibatkan persepsi oleh para anggota organisasi di mana
mereka memiliki kesempatan untuk menentukan peran pekerjaan mereka,mencapai
hasil karya yang berarti, dan mempengaruhi peristiwa penting. Istilah
‘pemberdayaan’ menjelaskan bagaimana motivasi instrinsik dan self-efficacy
seseorang terpengaruh oleh perilaku kepemimpinan, karakteristik pekerjaan,
struktur organisasi, dan kebutuhan serta nilai-nilai mereka sendiri.
Ada empat elemen yang
mendefinisikan pemberdayaan (Spreitzer, 1995), yaitu :
Pemimpin yang memberdayakan adalah pemimpin yang mau dan mampu
mengkomunikasikan sebuah visi dan membuat orang lain terinspirasi dan mau
mengikuti visi tersebut. Dalam melakukannya, pemimpin harus secara terbuka dan
peka terhadap perhatian pengikutnya, memberi mereka tanggung jawab, dan
memenangkan kepercayaan mereka.
Pemimpin yang memberdayakan menetapkan dan mengembangkan nilai-nilai
korporat. Nilai-nilai ini meliputi perhatian pada para stakeholder, baik
internal maupun eksternal. Nilai-nilai yang diinternalisasikan menjadi perekat
dan pendorong motivasi bagi para karyawan, pelanggan, lingkungan social, dan
lainnya.


0 komentar: