Rangkuman kepemimpinan partisipatif,delegasi dan pemberdayaan

06.03 wanita terindah 0 Comments

A Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan pertisipatif adalah kepemimpinan yang selalu mendorong dan memudahkan partisipasi orang lain dalam pengambilan keputusan. Terdapat tiga istilah yang terkait dengan kepemimpinan partisipatif, yaitu: 1.Konsultasi, yaitu pimpinan menanyakan opini dan gagasan bawahan, kemudian pemimpin mengambil keputusan, 2.Keputusan bersama, yaitu pimpinan bersama-sama bawahan mengambil sebuah keputusan dan keputusan tersebut menjadi keputusan final, 3.Pendelegsian, dimana seorang pemimpin memberikan kewenangan dan tanggung jawab kepada individu atau kelompok untuk mengambil sebuah keputusan.  Kepemimpinan partisipatif menyangkut baik pendekatan kekuasaan maupun perilaku kepemimpinan. Kepemimpinan, menyangkut aspek-aspek kekuasaan seperti 
·         bersama-sama menanggung kekuasaan (power sharing), 
·         pemberian kekuasaan  (empowering) 
·         proses-proses yang saling mempengaruhi secara timbal balik 
·         prosedur-prosedur spesifik yang digunakan untuk berkonsultasi dengan orang lain, untuk memperoleh gagasan dan saran-saran, serta perilaku spesifik yang digunakan untuk pendelegasian kekuasaan.

v  .Jenis partisipasi
Salah satu bentuk kepemimpinan partisipatif adalah dengan melibatkan orang lain dalam pembuatan keputusan. Meskipun para ahli masih belum bersepakat tentang prosedur- prosedur untuk mengambil suatu keputusan, tetapi secara garis besar para ahli menyatakan bahwa terdapat empat prosedur (cara)  pengambilan keputusan, yaitu:
1.              Keputusan otokratis. 
Manajer membuat keputusan sendiri tanpa menanyakan pendapat atau saran karyawan, dan karyawan tidak memiliki pengaruh langsung pada keputusan, atau dengan kata lain tidak ada partisipasi dari karyawan. Pada pengambilan keputusan secara otokratis, terdapat dua peran yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin,
·         pertama, pemimpin hanya semata-mata mengumumkan keputusan aoutokratis (gaya “memberitahu”), 
·         kedua, pemimpin menggunakan taktik pengaruh seperti persuasi rasional (gaya ’menjual’)

2.              Konsultasi. 
Manajer menanyakan ide, gagasan atau pendapat pada karyawan, kemudian membuat keputusan sendiri setelah dengan serius mempertimbangkan saran dan perhatian karyawan.Pada pengambilan keputusan dengan cara konsultasi, terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan sang pemimpin, Pemimpin menunjukkan sebuah keputusan yang telah dibuat sebelumnya tanpa konsultasi sebelumnya, tetapi bersedia melakukan modifikasi, jika ada keberatan atau saran yang bagus.  Pemimpin menunjukkan proposal sementara dan secara aktif mendorong karyawan untuk memberikan saran demi perbaikan proposal tersebut. Pemimpin menyajikan sebuah masalah dan meminta karyawan untuk berpartisipasi dalam mendiagnosanya dan mengembangkan penyelesaiannya, tetapi membuat keputusan akhir sendiri

3.    Keputusan bersama. Manajer bertemu dengan karyawan untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi dan membuat keputusan bersama. Di sini partisipasi Manajer dan karyawan dapat dikatakan sama, dalam pengambilan keputusan akhir.
4.    Pendelegasian. Manajer memberikan otoritas dan tanggung jawab untuk membuat keputusan pada seseorang atau kelompok karyawan. Manajer biasanya hanya menentukan batas pembuatan keputusan final, dan persetujuan awal tidak selalu diperlukan sebelum keputusan diimplementasikan

v  Keuntungan Potensial dari Partisipasi 

B. DELEGASI
Pendelegasian adalah proses khusus yang terjadi sewaktu manajer meminta salah satu atau beberapa orang bawahan untuk mengambil alih tanggung jawab dalam membuat keputusan yang sebelumnya dibuat oleh manajer tersebut.
Delegasi mencakup penugasan atas sebuah tanggung jawab yang baru kepada bawahan dan wewenang tambahan yang menyertainya. Delegasi secara kualitatif berbeda dalam beberapa hal dari bentuk lain dari kepemimpinan partisipatif seperti consulting dan pengambilan keputusan bersama. Seorang manajer mungkin berkonsultasi dengan bawahan, rekan kerja, atau atasan, namun dalam banyak kasus delegasi hanya ditujukan kepada bawahan. Contohnya, seorang manager yang memiliki kelebihan beban kerja, cenderung melakukan pendelegasian dibanding konsultasi. Karena itu, tidak mengherankan bahwa faktor analisis dari kuesioner kepemimpinan biasanya berkisar antara consulting dan delegasi. (Yukl & Fu, 1999)
v    Keuntungan dari Delegasi:
1.              Kualitas keputusan yang lebih baik.
Hal ini dapat terjadi bila bawahan memiliki keahlian lebih dalam melakukan suatu tugas dibanding manager. Seorang bawahan yang yang menangani permasalahan secara langsung dan memiliki informasi yang relevan dapat membuat keputusan yang lebih cepat dan lebih baik dalam membuat keputusan. Namun hal ini tidak akan efektif jika bawahan kurang memiliki keahlian untuk membuat keputusan yang baik, gagal untuk memahami apa yang diharapkan atau memiliki tujuan yang tidak sesuai dengan manager.
2.              Komitmen bawahan yang lebih besar terhadap keputusan yang dibuat.Hal ini timbul dar identifikasi bawahan terhadap keputusan dan hasrat untuk menjadikannya berhasil.
3        Delegasi yang menghasilkan tanggung jawab dan wewenang tambahan dapat membuat pekerjaan bawahan lebih menarik, menantang, dan bermakna.Namun hal ini hanya akan terjadi pada bawahan yang berhasrat akan adanya tanggung jawab tambahan, memiliki keahlian untuk menangani tanggung jawab yang baru. Sebaliknya delegasi akan menurukan kepuasan kerja jika bawahan secara konstan merasa frustasi karena kewalahan akan tanggung jawabnya yang besar atau kewalahan karena kurangnya kemampuan untuk menyelesaikan tugas.
4.            Delegasi merupakan hal yang penting dalam managemen waktu untuk seorang manager yang kewalahan dengan tanggung jawab. 
Dengan mendelegasikan pekerjaan dan kewajiban yang kurang penting kepada bawahan, seorang manager memiliki waktu tambahan yang dapat digunakan untuk tanggung jawab yang lebih penting. Bahkan jika seorang manager dapat melakukan tugas dengan lebih baik daripada bawahan, adalah lebih efisien jika waktu dari manager difokuskan untuk hal yang lebih mempengaruhi performansi kerja unit.
5.                  Delegasi dapat menjadi metode yang efektif untuk perkembangan managemen
Sebuah organisasi perlu mengembangkan bakat managerial untuk mengisi posisi kosong pada tingkat wewenang yang lebih tinggi. Delegasi merupakan cara untuk memfasilitasi perkembangan keahlian yang dibutuhkan untuk hal tersebut. Ketika delegasi digunakan untuk mengembangkan maksud tujuan, hal itu biasanya dibutuhkan manager untuk melakukan tugas monitoring dan coaching. Karena itu, dalam hal ini, delegasi bukanlah bertugas untuk mengurangi kerja dari manager.

C. PEMBERDAYAAN
Pemberdayaan melibatkan persepsi oleh para anggota organisasi di mana mereka memiliki kesempatan untuk menentukan peran pekerjaan mereka,mencapai hasil karya yang berarti, dan mempengaruhi peristiwa penting. Istilah ‘pemberdayaan’ menjelaskan bagaimana motivasi instrinsik dan self-efficacy seseorang terpengaruh oleh perilaku kepemimpinan, karakteristik pekerjaan, struktur organisasi, dan kebutuhan serta nilai-nilai mereka sendiri. 
Ada empat elemen yang mendefinisikan pemberdayaan (Spreitzer, 1995), yaitu :
Pemimpin yang memberdayakan adalah pemimpin yang mau dan mampu mengkomunikasikan sebuah visi dan membuat orang lain terinspirasi dan mau mengikuti visi tersebut. Dalam melakukannya, pemimpin harus secara terbuka dan peka terhadap perhatian pengikutnya, memberi mereka tanggung jawab, dan memenangkan kepercayaan mereka.

Pemimpin yang memberdayakan menetapkan dan mengembangkan nilai-nilai korporat. Nilai-nilai ini meliputi perhatian pada para stakeholder, baik internal maupun eksternal. Nilai-nilai yang diinternalisasikan menjadi perekat dan pendorong motivasi bagi para karyawan, pelanggan, lingkungan social, dan lainnya.

You Might Also Like

0 komentar: